Hendri Kampai: Saat Pejabat Kehilangan Idealisme, Maka Lahirlah Penjilat Oligarki

    Hendri Kampai: Saat Pejabat Kehilangan Idealisme, Maka Lahirlah Penjilat Oligarki

    PEMERINTAHAN - Saat pejabat kehilangan idealisme, ia kehilangan pijakan moral yang seharusnya menjadi pondasi setiap langkah pengabdian. Idealisme adalah nyala api yang memandu mereka untuk melayani rakyat, bukan menunduk pada kepentingan segelintir elite. Ketika nyala itu redup, yang tersisa hanyalah bayangan kehormatan yang palsu, menjadikan mereka boneka penjilat bagi oligarki yang rakus, yang sama sekali tak peduli pada amanat penderitaan rakyat.

    Lihatlah, betapa banyak contoh nyata di depan mata. Pagar Laut, yang seharusnya menjadi simbol perlindungan dan keberdayaan, kini menjadi tembok pemisah yang melindungi segelintir orang di atas jeritan rakyat kecil. Rempang, tanah leluhur yang menjadi saksi perjuangan, berubah menjadi tempat pengusiran atas nama pembangunan. Demi apa? Demi kepentingan oligarki, demi pundi-pundi segelintir orang yang duduk nyaman di kursi kekuasaan, tanpa pernah benar-benar tahu bagaimana getirnya hidup sebagai rakyat jelata.

    Kita tak bisa menutup mata bahwa pola ini bukanlah hal baru. Nusantara telah menjadi saksi panjang atas pengkhianatan elite terhadap bangsanya sendiri. Pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, ketika negeri ini kaya dengan rempah dan budaya, bangsa ini juga dirongrong oleh korupsi dan pengkhianatan di kalangan pejabat istana. Para pejabat yang mudah disuap oleh Kumpeni Belanda menjadi pintu masuk bagi penjajahan yang berlangsung selama 350 tahun. Kekayaan negeri diserahkan dengan murah, rakyat diperas, sementara para pejabat itu mengisi perutnya sendiri dengan hasil penghianatan.

    Salah satu faktor utama keruntuhan kerajaan-kerajaan besar Nusantara adalah pejabat yang tak lagi memikirkan rakyat, yang lebih memilih menggadaikan harga diri demi keuntungan sesaat. Akhirnya, mereka tak hanya kehilangan kehormatan, tetapi juga kehilangan segalanya—takhta, wilayah, bahkan sejarah mereka terkubur oleh waktu.

    Sejarah ini terus berulang, dari zaman kerajaan hingga hari ini, seolah kita tak pernah belajar dari sejarah. Ketika pejabat kehilangan idealisme, mereka kehilangan suara rakyat. Mereka menjadi alat oligarki, menjadi bagian dari sistem yang mengabaikan tangis dan harapan rakyat kecil. Dan ironisnya, rakyatlah yang selalu menjadi korban, terluka oleh janji-janji kosong yang terus berulang.

    Jakarta, 27 Januari 2025
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai oligarki idealisme
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Babinsa Dampingi Pendistribusian Beras Raskin...

    Berita terkait